Penyebab Timbulnya Permasalahan Biji Kakao dan Solusinya

 
1. Kandungan Lemak
 Solusi: Lemak kakao merupakan lemak margarine atau lemak nabati yang terkandung pada biji kakao. Lemak yang dihasilkan kakao cukup bervariasi, artinya lemak yang terkandung dalam biji kakao tidak selalu tinggi tetapi terkadang lemak yang dihasilkan bisa saja rendah. Agar mendapat kandungan lemak kakao yang tinggi oleh karena itu diperlukan proses perlakuan pendahuluan sebelum mengolah biji kakao untuk keperluan selanjutnya.

2. Citarasa (flavor) lemak
Solusi: Lemak pada biji kakao menyebabkan rasa pahit dan sepat pada produk olahan kakao selanjutnya, karenanya diperlukan perlakuan fermentasi untukmengurangi rasa pahit dan sepat pada biji kakao tersebut. Selain itu perlakuan penyangraian juga sering dilakukan tujuannya untuk menambah atau memperbaiki citarasa dari biji kakao tersebut.

3.   3. Pengetahuan dan Ketrampilan Petani
Solusi: Seharusnya daya saing antar petani dan tuntutan konsumen serta modernisasi akan semakin menggerakkan petani untuk melakukan proses-proses pengolahan yang lebih baik, tetapi nyatanya petani tradisional kurang faham akan perkembangan dari teknologi pengolahan sekarang ini. Dibutuhkan sosialisasi dari pihak terkait untuk memotivasi petani tradisional untuk lebih modern lagi, juga untuk membangunkan semangat dari petani-petani agar belajar lebih baik dalam hal mengolah biji kakaonya.
http://i1321.photobucket.com/albums/u560/Budi_Haryanto/nyimnyam/images4_zps187d967b.jpg

4.   4. Penanganan Pasca Panen
Solusi: Penanganan pasca panen sangat berpengaruh pada hasil akhir olahan, karenanya dibutuhkan proses-proses pasca panen yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari hasil-hasil olahan biji kakao tersebut. Penanganan pasca panen yang dimaksud mencakup hal-hal seperti: proses fermentasi, penyangraian, penyimpanan, pengolahan-pengolahan selanjutnya, dan lain-lain.

5.   5. Harga berbasis satuan berat
Solusinya: Berat bukan faktor penjamin kualitas dari biji kakao tersebut,  karena bisa saja terjadi kecurangan pada saat penjualan jika faktor satuan berat menjadi patokan dalam menentukan harga. Pada dasarnya kualitas biji kakaolah yang menjadi acuan atau patokan dalam menentukan harganya. Pemahaman kualitas lebih baik daripada kuantitas yang seharusnya menjadi acuan pemahaman dalam menentukan harga.

6.   6. Tataniaga didominasi pedagang pengumpul
Solusinya: Perlu adanya batasan-batasan atau aturan untuk mengatur sistem tataniaga kakao ini, agar tidak ada penyelewengan dan ketidakpantasan harga yang dibuat oleh oknum-oknum pedagang.

7.   7. Industri Pengolahan
Solusinya: Membangun industri pengolahan nasional yang bertaraf internasional, agar dapat bersaing dengan industri-industri pengolahan lain yang berada di luar negri dan kita tidak hanya menjadi Negara pengimpor produk olahan kakao tetapi kita lah yang akan mengekspor produk olahan tersebut ke luar.

8.   8. Potensi Ekspor
Solusinya: Indonesia merupakan Negara dengan penghasil kakao tertinggi, ini menjadi faktor dalam perdagangan biji kakao di internasional. Negara wajib meminimumkan hal ini dan mengolahnya sendiri di dalam negri. Karena kenyataan sekarang ini bahan baku yang di jual keluar lebih rendah harganya daripada bahan olahan yang kita impor ke dalam negri.

9.   9. Riset tentang kakao
Solusinya: Rendahnya riset tentang kakao juga mempengaruhi perkembangan pengetahuan kita tentang kakao, hal ini sangat perlu diminimalisirkan karena Indonesia merupakan Negara penghasil kakao tertinggi. Riset-riset tentang kakao sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hal-hal baru atau terobosan baru tentang kakao.

10  10. Akses Permodalan
Solusinya: Tetap memberikan modal untuk petani-petani kakao untuk menjaga agar para petani tersebut tidak berhenti menanam kakao. Dan menjaga tradisi dalam menenam kakao hingga sampai pengolahannya.

11  11. Penerapan SNI belum ideal
Solusinya: Intensitas sosialisasi SNI kepada pihak terkait harus lebih tinggi lagi, untuk menjamin kualitas dan penerapan standarisasi se-Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar